Standar Memorandum Pembiayaan Usaha Menengah dan Besar
I. Tujuan
Penjelasan mengenai dasar dan tujuan atas diajukannya
Usulan Pembiayaan
ü Nomer surat
permohonan nasabah
ü Rincian permohonan
II. Profil Perusahaan
Identitas
dan Legalitas Usaha
a.
Nama Perusahaan :
b.
Alamat :
c.
Akta Pendirian :
d.
SK Kehakiman :
e.
Perijinan :
f. NPWP/SIUP/TDP :
Struktur Permodalan, Pemegang Saham dan Kelompok Usaha
q Struktur permodalan dan susunan pemegang saham perusahaan
q Kelompok Usaha (grup)
1.
Keterkaitan secara bisnis
2.
BMPK
3.
Side streaming
4. Window
dressing’
III. Aspek Manajemen
Kompetisi
dan komitmen manajemen
Key
person
q Trade
checking
Ø Perbankan
lembaga pembiayaan lainnya
Ø Vendor
atau supplier
Ø Sumber-sumber
lain
Karakter
IV. Kegiatan dan Kondisi Usaha
q Bidang usaha dan pengalaman dalam bidang tersebut.
q Aspek produksi (termasuk didalamnya aspek bahan baku, proses produksi)
dan pemasaran, Untuk aspek produksi gambarkan dengan flowchart cash to cash
cycle-nya.
q Prospek, posisi, kondisi, persaingan usaha serta hal lain yang terkait,
dalam hal ini dapat digunakan data makro untuk mendapat gambaran atas usaha
tersebut.
q Apabila bidang usaha perusahaan adalah jasa, perlu ditambahkan
penjelasan tentang ‘track record’ dari perusahaan, yaitu mengenai
proyek-proyek apa saja yang pernah dikerjakan dan diselesaikan, proyek yang
masih dikerjakan berikut rekomendasi
dari bouwheer yang bersangkutan, paparkan dalam bentuk tabel
Bidang usaha jasa, harus ada analisa tambahan :
Ø Ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan
Ø Kondisi usaha, prospek serta reputasi dari bowheer, dan
Ø Kontrak dengan bowheer, berkaitan dengan kepastian sumber pengembalian
dan keamanan calon nasabah dalam pelaksanaan proyek.
Bidang usaha koperasi yang memiliki kegiatan
usaha terkait dengan induk perusahaannya
Ø Analisa terhadap kondisi dan prospek usaha dari perusahaan induk
q
‘nature of business’
V. Pembiayaan Kepada Group
B.
Pihak Terkait, calon nasabah
merupakan Pihak Terkait
VI. Hubungan Perbankan
Atas dasar data
hasil dari BI checking yang minimal, dilakukan analisa dan
investigasi lebih jauh terhadap fasilitas yang di dapat dari bank lain dan
BMI (bank Checking). Disamping juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan ‘cross
checking’, melalui ‘bank statement’ calon nasabah, terhadap kelayakan nilai
penjualan atau revenue yang diinformasikan oleh calon nasabah, baik yang
bersifat historis maupun proyeksi.
VII. Analisa Laporan Keuangan
Tampilkan secara ‘highlight’ :
Ø Common size ratios
Ø Profitability ratios
Ø Liquidity ratios
Ø Financial leverage ratios
Ø Activity ratios
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisa
keuangan :
Ø Data harus up to date
Ø Kebenaran dan kewajaran data harus diteliti, cocokkan dengan siklus
usaha dan siklus kas yang sudah diketahui
Ø Stressing yang berbeda pada bidang usaha yang berbeda
VIII. Analisa Kebutuhan Pembiayaan
Sifat dari keperluan pembiayaan dapat diketahui dari siklus usaha calon
nasabah/perusahaan, tentukan nasabah
tersebut.
Ø Seasonal (musiman)
Ø Volatile (berubah)
Ø Secara bertahap meningkat sesuai dengan perkembangan usaha.
Ø Insidentil atau perusahaan dengan struktur dananya memang memerlukan
pembiayaan secara permanen
Jumlah pembiayaan yang diperlukan calon nasabah perlu ditinjau secara
teliti dan komprehensif dengan memperhatikan dan memperhitungkan cashflow untuk
seluruh kegiatan usaha.
Ø Untuk investasi perlu dilakukan
‘cross checking’ dengan vendor lain atas harga barang yang akan dibeli,
Ø Untuk modal kerja, secara ‘cash cycle’
kita dapat memperhitungkan secara tepat kebutuhan modal kerja minimal calon
nasabah
Inti dari analisa di atas adalah untuk menghindari :
-
Memberikan permohonan
pembiayaan yang sudah di mark up nilainya
-
Pembiayaan yang
memiliki indikasi untuk menyimpang dalam penggunanaan nantinya.
IX. Analisa Sumber Pengembalian & Cashflow
q Jasa
-
Sangat bergantung
pada perusahaan pemberi order
-
Analisa terhadap
kontrak
q Manufaktur
-
Kualitas profit
Analisa
pasar (penyerapan produk)
Proses produksi (pengadan bahan baku)
q Project
Financing
-
Revenue atau cashflow
project (single cashflow)
-
Analisa kontrak
Kelemahan
dari penggunaan single cashflow
q Salah dalam melakukan ‘setting’ pembiayaan (kebutuhan modal kerja yang
evergreen)
Hal lain yang perlu diingat adalah, dalam hal
pembuatan cashflow harus digunakan asumsi yang konservatif dan untuk pembiayaan
dengan skim Mudharabah cashflow tersebut harus ditandatangani dan disepakati
oleh pihak nasabah.
X. Alur Pembiayaan dan Pemenuhan Atas Aspek Syari’ah
Ilustrasikan dan jelaskan dengan diagram alur dari
pembiayaan ke calon nasabah dan tentukan jenis pembiayaan berikut cara
pembayaran kewajiban yang dianggap tepat secara syariah. Dengan demikian, aspek
syari’ah (sesuai rukun dan hukumnya) dari pembiayaan di atas dapat dipenuhi.
XI. Perhitungan APR
Ø Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
nasabah pada keuntungan BMI atas pembiayaan yang diberikan.
Ø Salah satu tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui apakah
‘pricing’ yang diberikan cukup menguntungkan dan kompetitif atau tidak.
Ø Hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan APR ini adalah asumsi yang
digunakan, terutama asumsi tentang pengendapan dana nasabah di BMI. Kebanyakan
A/O menggunakan asumsi yang tidak mungkin untuk dipenuhi demi untuk mendapatkan
nilai.
XII. Analisa Jaminan
Jaminan merupakan garansi yang mengikat baik secara
moral maupun materiel dari nasabah, untuk itu terhadap jaminan perlu dilakukan
investigasi yang teliti dan akurat (dituangkan dalam bentuk laporan) menyangkut
hal-hal sebagai berikut :
Ø nilai taksasi dan likuidasi
Ø kondisi dan letak jaminan
Ø kepemilikan, dalam hal kepemilikan harus diketahui secara jelas bahwa
status tanah tersebut tidak dalam sengketa dan potensial bermasalah.
Apabila terdapat lebih dari satu jaminan, maka
penulisannya dalam lembaran UP diurutkan berdasarkan tingkat likuiditas dari
jaminan tersebut, hal ini untuk memudahkan dalam pelaksanaan review.
XIII. Analisa Risiko
Ø Berdasarkan pengetahuan atas siklus usaha / nature bisnis calon
nasabah, berikan analisa yang
obyektif atas risiko-risiko yang terkait dan dapat timbul dari kegiatan
usaha calon nasabah, misalnya analisa risiko terhadap ketersediaan bahan baku untuk jenis usaha
industri dan lain sebagainya.
Ø Termasuk juga dalam analisa ini adalah analisa sensitifitas, yang pada
prinsipnya adalah membuat skenario jika terjadi kondisi yang menyebabkan
penurunan revenue sebagai sumber pengembalian pembiayaan serta peningkatan
harga beli barang investasi dan/atau biaya operasional.
Ø Risiko-risiko yang terkait dalam setiap jenis usaha haruslah diketahui
dengan baik, dengan demikian kita dapat melakukan langkah-langkah antisipasi
dalam rangka pengelolaan terhadap risiko-risiko.
XIV. Kesimpulan dan Rekomendasi
Atas dasar pemaparan fakta, data dan informasi di atas
berikan suatu kesimpulan yang mengarah kepada suatu konklusi yang dapat
dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang dituangkan dalam bentuk
rekomendasi, dimana di dalamnya terkandung keputusan tentang struktur
pembiayaan (Term & Condition), antara lain menyangkut ; Jenis fasilitas,
jumlah pembiayaan yang diberikan, harga jual, bagi hasil yang ditetapkan,
jangka waktu pembiayaan (term/tenor), biaya administrasi.
XV. Catatan
Format analisa ini digunakan untuk skala usaha
menengah dan korporasi, sedangkan untuk usaha skala kecil dan mikro format ini
dapat dijadikan sebagai kerangka acuan, hanya saja penekanannya berbeda, untuk
usaha dengan skala kecil dan mikro pendekatan yang dilakukan lebih kepada
pendekatan personal, sehingga analisanya cenderung kepada analisa karakter dan komunitas
dimana calon nasabah berdomisili, disamping analisa terhadap kegiatan usaha
calon nasabah itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar